Mayday,Inspirasi yang terhenti

Suara sumbang dan jeritan rakyat bawah mungkin belum atau mungkin tidak didengar kaum borjouis/kaum intelek/kaum atasan yang mana pada dasarnya demi keseimbangan perekonomian kaum bawah memegang peranan penting dalam menjamin bergeraknya roda perekonomian.
Mau tidak mau pada dasarnya kehidupan kaum bawah yang dalam hal ini diwakili oleh buruh masih jauh dengan apa yang disebut dengan "keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia",mengapa bisa demikian?karena selain belum adanya peningkatan taraf hidup para buruh dinegeri ini,sehingga untuk menyalurkan aspirasi para buruh didunia dicanangkannya MAYDAY.

Kesejahteraan mungkin hanya angan semu dan mungkin hanya dimiliki kaum kaya dimana yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin meskipun sudah ikhtiar semaksimal mungkin.Tidak bisa disalahkan lagi bahwa tuntutan kaum buruh untuk meningkatkan taraf hidup makin redup karena belum terciptanya keadilan dalam penghargaan hasil kerja mereka berupa peningkatan UMR/tunjangan lainnya.Apalagi dengan adanya Sistem kerja kontrak yang pada dasarnya merugikan kaum pekerja.

     Lewat tulisan ini mungkin hanya sebagai ungkapan rasa kesal/tidak puas akan sistem kontrak kerja sekarang ini yang pada dasarnya belum memihak kepada kaum buruh yang masih adanya ketimpangan dalam proses perekonomian sehingga makain lebar dan luas jurang pemisah antara kaum atas dan bawah.Saya teringat suatu ucapan dari seorang ustadz:

 "apabila lamu melihat kedzoliman didepan kamu bila kamu sanggup tegur denga kata-kata/lisan,bila belum bisa tegur dengan perbuatan/reaksi dan kalaupun belum bisa juga cukup dengan berdoa..,karena pada dasarnya doa orang yang teraniaya lebih manjur dan diijabahi oleh Alloh SWT,.." .

Semoga untuk kedepannya akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera serta terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia sesuai dengan dasar negara kita PANCASILA.