Wanita adalah perhiasan duni dan seorang wanita yang sholekha adalah sebaik-baiknya pertama didunia ini bahkana sampai di akherat kelak sehingga tidaklah bisa dipungkiri hancur dan tidaknya suatu bangsa tergantung dari sikap dan tingkah laku para wanita yang ada didalam bangsa tersebut. Tapi pada zaman sekarang ini sunguh sangatlah sulit untuk menemukan sesososk wanita yang sholekha yang selalu ikhlas menjaga harkat,martabat dirinya sendiri ,orang lain bahkan untuk suaminya kelak.
Mungkin penggalan tulisan yang ane copas dari blog teman berikut ini bisa menkjadikan iktibar/pelajaran bagi kita khususnya bagi kaum hawa.
Wahai putriku…
aku adalah seorang yang berjalan pada umur 50 tahunan…
masa muda telah meninggalkanku, meninggalkan impian-impiannya dan angan-angan kosongnya.
Aku pun telah banyak merantau di
negeri-negeri, aku telah bertemu dengan berbagai model manusia. Aku
memiliki banyak pengalaman tentang orang-orang…
maka dengarlah -wahai putriku- sebuah
nasehat yang sungguh-sungguh dariku, yang aku ungkapkan berdasarkan
umurku dan pengalaman-pengalamanku, engkau tidak akan mendengarkannya
dari selainku.
Sungguh aku telah banyak menulis…aku
telah menyeru…menyeru kepada pembenahan akhlak dan penghilangan
kerusakan dan penundukan syahwat…bahkan sampai-sampai pena-penaku telah
lelah…
lisan-lisan telah bosan…
akan tetapi kami tidak bisa berbuat
apa-apa. Kami tidak berhasil menghilangkan kemungkaran, bahkan
kemungkaran-kemungkaran semakin bertambah…kerusakan semakin tersebar…,
para wanita semakin membuka wajah-wajah
mereka, membuka aurot mereka, bahkan semakin buka-bukaan…semakin
bertambah kerusakan, semakin melebar lingkaran kerusakan…,
berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain…
bahkan sampai-sampai tidak ada satu negeri Islampun –menurut persangkaanku- yang selamat dari kerusakan ini.
Bahkan negeri Syaam (Suria), yang
dahulunya bertebaran jilbab yang menutup sekujur tubuh, yang memiliki
sikap keras dalam menjaga kehormatan dan menutup aurot, maka sungguh
telah nampak para wanita-wanita Syaam dalam kondisi membuka wajah-wajah
mereka, membuka kerudung mereka, menampakan lengan-lengan dan
leher-leher mereka….
Ternyata kami –para dai- tidak berhasil,
bahkan aku menyangka kami tidak akan pernah berhasil. Tahukah engkau
wahai putriku kenapa demikian?
Karena hingga hari ini kita belum
berhasil menemukan pintu perbaikan, dan kita belum tahu jalan menuju
perbaikan. Sesungguhnya pintu perbaikan berada di hadapanmu wahai
putriku…kuncinya berada di tanganmu…
Jika engkau telah memiliki kuncinya dan engkau memasuki pintu perbaikan tersebut maka kondisi akan berubah…
Memang benar bahwasanya lelakilah yang menjalankan langkah awal dalam melakukan dosa…
dan bukan seorang wanita yang
melangkahkan langkah awal selamanya…akan tetapi kalau bukan karena
keridhoanmu tentu sang lelaki tidak akan maju melangkah…
Kalau bukan karena kelembutanmu…
sang lelaki tidak akan semakin bersemangat.
Engkaulah wahai putriku yang telah membukakan pintu baginya…
lalu iapun membuka pintu tersebut. Engkaulah wahai putriku yang berkata, “Silahkan masuk wahai pencuri…!”.
Tatkala ia mencurimu lalu engkaupun berteriak, “Tolonglah aku…wahai manusia, sungguh aku telah dicuri…”
Sungguh kalau engkau mengetahui wahai
putriku bahwasanya para lelaki seluruhnya adalah serigala, dan engkau
adalah seekor domba tentu engkau akan lari sejauh-jauhnya dari mereka
sebagaimana larinya seekor domba dari terkaman serigala.
Jika engkau tahu mereka para lelaki
semuanya para pencuri tentunya engkau akan mengambil penjagaan untuk
menjagamu sebagaimana seorang yang pelit menjaga hartanya dari pencuri.
Jika serigala tidaklah menghendaki dari
seekor domba kecuali dagingnya maka sesungguhnya apa yang diinginkan
oleh seorang lelaki darimu (yaitu mahkota keperawananmu-pen) tentu lebih
mulia di sisimu dari daging domba, dan lebih buruk pada dirimu kalau
engkau hidup dalam kehilangan mahkotamu daripada engkau meninggal.
Ia mengingkan dari perkara yang paling
berharga pada dirimu, yaitu harga dirimu yang dengannya engkau menjadi
mulia…, dengannya engkau bisa berbangga dan bisa menjalani kehidupan.
Kehidupan seorang putri yang telah dicuri
harga dirinya (mahkota keperawanannya) oleh seorang lelaki, seratus
kali lebih berat dari kematian bagi seekor domba yang telah disantap
dagingnya oleh seekor serigala…benar demi Allah..
Tidaklah seorang pemuda melihat seorang
gadis kecuali sang pemuda dengan khayalannya akan menelanjangi sang
gadis dari pakaiannya, lalu ia mengkhayalkan sang gadis tanpa busana
sama sekali.
Sungguh demi Allah…, aku bersumpah kepada
engkau untuk kedua kalinya…, dan jangan sekali-kali kau membenarkan
perkataan sebagian pemuda yang menyatakan bahwa mereka tidaklah melihat
pada seorang gadis kecuali akhlak dan adabnya…
bahwasanya mereka berbicara dengan
seorang gadis sebagaimana pembicaraan seorang sahabat, dan mereka
mencintainya sebagaimana kecintaan seorang sahabat. Ini adalah
kedustaan…demi Allah…
Jika seandainya engkau –wahai putriku-
mendengar pembicaraan para pemuda tatkala mereka sedang berkumpul
sendirian maka engkau tentu akan mendengar hal-hal yang sangat ngeri dan
menakutkan.
Tidaklah seorang pemuda tersenyum kepadamu…,
tidaklah ia lembut kepadamu…,
tidaklah ia melayanimu kecuali ini hanya
sebagai pembuka untuk mencapai apa yang ia inginkan. Atau paling tidak
ia mengesankan pada dirinya bahwasanya itu adalah pembukaan saja.
Lantas setelah itu apa?
Apa seterusnya wahai putriku?,
renungkanlah…kalian berdua bersama-sama akan merasakan kelezatan (zina)
yang hanya sesaat, lalu iapun melupakanmu…
akhirnya engkau sendirian yang akan merasakan pahitnya.
Lelaki itu pergi meninggalkanmu dan mencari mangsa gadis lain yang hendak ia curi kehormatannya.
Sementara engkau menanggung beratnya
janin yang ada diperutmu, kesedihan yang menyelimuti dirimu, rasa malu
dan aib yang tercapkan di keningmu.
Masyarakat memaafkan sang lelaki yang zolim, mereka berkata, “Ia lelaki yang tersesatkan, kemudian bertaubat”.
Sementara engkau tetap menjadi corengan
hitam kerendahan, kehinaan meliputimu sepanjang hayatmu, masyarakat
tidak akan memaafkanmu.
Jika engkau dahulu tatkala bertemu
dengannya lantas engkau husungkan dadamu dan engkau palingkan
pandanganmu darinya, engkau tunjukkan ketegasan dan sikap berpalingmu…
lantas jika ia tidak juga berpaling
darimu setelah sikapmu ini dan setelah engkau memakinya dengan lisanmu
atau engkau tampar dia dengan tanganmu, lalu engkau lepaskan sendalmu
dan kau pukulkan ke kepalanya…,
seandainya engkau melakukan ini semua
tentu setiap orang yang lewat akan menolongmu untuk mengusirnya. Dan
setelah itu tidak akan ada pemuda fajirpun yang akan mengganggu para
gadis sholehah. Engkau akan melihat –jika ia pemuda yang sholeh- tentu
ia akan datang kepadamu dengan bertaubat dan memohon ampun darimu, dia
akan meminta agar bisa menjalin hubungan denganmu dengan cara yang
halal, ia akan mendatangimu untuk menikahimu.
Ketahuilah…
bahwasanya seorang gadis bagaimanapun tinggi kedudukannya, bagaimanapun kayanya dia, betapapun ketenarannya…
ia tidak akan menemukan cita-citanya dan
kebahagiaannya yang terbesar kecuali pada pernikahan, yaitu ia menjadi
seorang istri yang sholihah, menjadi seorang ibu yang dihormati dan ibu
rumah tangga. Apakah ia seorang ratu, ataukah putri raja, ataukah artis
holywood yang memiliki kesohoran dan ketenaran yang menipu banyak para
wanita.
Saya mengetahui dua orang wanita pujangga yang sudah tua di Mesir dan Syaam, mereka berdua benar-benar pujangga.
Mereka telah memiliki harta dan puncak
keahlian bahasa, akan tetapi keduanya kehilangan suami mereka berdua,
jadilah mereka berdua kehilangan akal mereka, dan jadilah mereka berdua
orang gila. Tidak usah kau bertanya kepadaku tentang nama mereka berdua
!!!
kedua wanita ini terkenal.
Pernikahan merupakan puncak angan-angan seorang wanita, meskipun ia adalah anggota parlemen atau memiliki kekuasaan.
Seorang wanita yang fasiq dan hina pengikut hawa nafsu tidak akan dinikahi oleh seorang lelakipun.
Bahkan lelaki yang hobi menggelincirkan
gadis yang mulia dengan janji akan menikahinya, jika ia berhasil
menggelincirkannya (berhasil menzinahinya) maka iapun akan meninggalkan
gadis tersebut setelah menjatuhkannya.
Jika ia ingin menikah maka iapun akan
mencari wanita yang mulia, karena ia tidak ridho jika istrinya, ibu
rumah tangganya, ibu anak-anaknya seorang wanita yang rendahan.
Seorang lelaki meskipun ia adalah seorang
yang fasik dan suka berzina, jika ia tidak mendapatkan di pasar
kelezatan seorang gadis yang rela untuk ditumpahkan mahkotanya dibawah
kedua kaki sang lelaki, atau rela untuk menjadi bulan-bulanan sang
lelaki, jika lelaki pezina ini tidak menemukan seorang gadis yang fasik,
atau gadis yang buruk yang mau untuk dinikahinya dalam agama Iblis
(yaitu zina) dan syari’at kucing-kucing jalanan…,
maka ia akan mencari wanita yang akan
menjadi istrinya sesuai dengan ajaran Islam. Maka kebangkrutan pasar
pernikahan yang syar’i disebabkan oleh kalian para wanita, kalau
seandainya tidak ada wanita-wanita yang fasiq maka tidak akan sepi pasar
pernikahan yang syar’i dan tidak akan ramai pasar perzinahan…
lantas kenapa kalian tidak bertindak??
Kenapa kalian tidak bertindak??
Kalian –para wanita- lebih utama untuk
bertindak, karena kalian lebih paham tentang bahwasanya wanita -yaitu
kalian para wanita yang mulia hendaknya memerangi bencana ini-.
Kalian pula yang lebih tahu tentang cara
menjelaskan yang terbaik terhadap wanita (yang hendak dikerjain oleh
para lelaki rusak-pen).
Karena tidak ada yang menjadi korban kerusakan ini kecuali kalian para wanita, yaitu para gadis yang mulia, yang beragama….,
betapa banyak wanita yang shalihah di
rumah-rumah yang sudah mencapai usia pernikahan akan tetapi tidak
menemukan calon suami dikarenakan para lelaki telah mendapatkan para
wanita yang siap menjadi pacar dan kekasih mereka sehingga para pemuda
tidak membutuhkan para wanita yang sholehah…..
Ingatkanlah para wanita agar mereka takut kepada Allah…
Jika mereka tidak takut kepada Allah maka sampaikanlah kepada mereka akan bahayanya penyakit yang timbul akibat pergaulan bebas…
Jika mereka tidak kawatir dengan penyakit
tersebut maka katakanlah kepada mereka, “kalian sekarang adalah wanita
muda yang cantik, karenanya para pemuda mendatangi kalian dan berkumpul
di sekitar kalian…,
akan tetapi…
apakah kecantikan dan masa muda kalian akan bertahan?,
bagaimana nasib kalian jika kalian telah
tua dengan pungguh yang bongkok, wajah yang keriput, maka siapakah yang
akan memperhatikan kalian? Siapakah yang akan bertanya-tanya tentang
kondis kalian?
Tahukah kalian siapakah yang memperhatikan para wanita tua dan menghormati mereka??,
putra dan putri merekalah yang akan menghormati dan menghargai mereka…
cucu-cucu merekalah…maka tatkala itulah sang wanita tua menjadi seorang ratu yang menyandang mahkota di atas singgasananya.
Lain halnya dengan wanita tua yang terjerumus dalam perzinahan…
bagaimanakah kondisinya tatkala telah tua renta??
Apakah kalian para wanita rela
menghorbankan kebahagiaan kalian di masa tua hanya untuk memperoleh
kelezatan perzinahan yang hanya sesaat??
catatan kaki:
(Ditulis oleh Syaikh Ali At-Thonthowi
pada tahun 1406 H (sekitar tahun 1985), dan tulisan ini masih ada
kelanjutannya akan tetapi hingga disinilah diterjemahkan secara bebas
oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja)
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 17-04-1434 H / 27 Februari 2013 Msumbertulisan: http://aslibumiayu.wordpress.com/2013/03/10/wahai-para-wanita-sadarlah-waspadalah-serigala-lapar-siap-menerkammu-memangsamu/
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam nyepam dosa tau!!!,mari jadikan bloger indonesia lebih baik!